MILAN - Derby Milan di Stadion San Siro kemarin (30/8) berjalan seru. Inter Milan tampil perkasa. Mereka menggelontor rival abadinya, AC Milan, empat gol tanpa balas.
Inilah salah satu kekalahan terburuk Milan dalam sejarah derby. Memang, hasil itu bukan yang terburuk. Pada 24 Maret 1974, Rossoneri -julukan Milan- dikalahkan Inter dengan skor 1-5. Kekalahan terbesar Milan oleh Inter terjadi pada 6 Februari 1910. Saat itu, Rossoneri menyerah 0-5 kepada Nerazzurri -sebutan Inter.
Meski begitu, kubu Milan tetap berusaha tenang. Sebab, Liga Italia Serie A memang baru berjalan dua pekan. Milan pun hanya berselisih satu angka dengan Inter. Rossoneri mengoleksi 3 poin, sedangkan Inter mengemas 4 angka.
''Setiap pertandingan punya cerita tersendiri, dan saya tidak khawatir soal masa depan. Saya katakan kepada pemain agar tetap tenang,'' kata Silvio Berlusconi, owner Milan yang juga perdana menteri Italia itu, seperti dilansir kantor berita ANSA.
Milan sejatinya memulai laga dengan baik. Derby Milan edisi ke-173 di pentas Serie A itu pun berjalan sengit. Awal kehancuran Milan bermula dari kerja sama apik dua mantan pemain Genoa, Diego Milito dan Thiago Motta. Kolaborasi dua pemain tersebut menghasilkan gol yang diceploskan Motta pada menit ke-29 ke gawang Milan yang dikawal Marco Storari.
Pada menit ke-36, Milito menambah keunggulan Inter melalui eksekusi penalti. Wasit Nicola Rizzoli menunjuk titik putih setelah Gennaro Gattuso melanggar Samuel Eto'o yang menusuk ke jantung pertahanan Milan.
Sudah tertinggal dua gol, Milan kian terpuruk karena harus bermain dengan sepuluh orang. Pasalnya, Gattuso dikartu merah pada menit ke-40 gara-gara melanggar gelandang Inter Wesley Sneijder.
Setelah itu, Inter kian mendominasi pertandingan. Dua gol tambahan dilesakkan Nerazzurri lewat aksi Douglas Maicon pada menit ke-45 dan Dejan Stankovic (67').
Platih Milan Leonardo punya alasan untuk kekalahan itu. ''Kami adalah sebuah tim yang masih mencari identitas. Perkembangan kami akan terus berlanjut sekalipun kalah,'' ujar Leonardo kepada Milan Channel. ''Kami berada satu langkah di belakang tim terbaik Serie A,'' sambungnya.
Pelatih asal Brazil itu mengakui adanya masalah dalam permainan Milan. Terutama di posisi sayap kiri. ''Kami harus terus mengembangkan tim ini. Kami harus bekerja secara menyeluruh untuk membuat perubahan yang lebih baik,'' tandas Leonardo.
Di sisi lain, kapten Inter Javier Zaneti menilai, kemenangan atas Milan menjadi bukti bahwa mereka adalah skuad yang tangguh. ''Laga yang luar biasa dan menunjukkan betapa kuatnya skuad ini,'' tutur Zaneti seperti dilansir Tribalfootball. ''Musim ini, kami punya banyak alternatif. Bisa dibilang, inilah skuad Inter yang paling komplet,'' lanjut pemain Argentina itu.
Catatan menarik dari kemenangan Inter adalah tak ada satu pun pemain Italia dalam starting eleven. Satu-satunya pemain Italia yang merasakan atmosfer derby itu adalah Mario Balotelli. Dia masuk menggantikan Milito pada menit ke-79.
''Milito memberikan penampilan yang luar biasa. Kami memiliki dua penyerang (Milito dan Eto'o, Red) yang hebat. Balotelli bisa belajar dari mereka untuk menjadi pemain penting di tim ini,'' ungkap arsitek Inter Jose Mourinho di Football Italia.
Sumber : Jawa Pos
Tidak ada komentar:
Posting Komentar